hargahunian的部落格

Sejak mulai th. 2014, penduduk kampung Alaku, distrik Okaba, kabupaten Merauke tekuni usaha batu bata. Mereka cetak serta membakar jadi batu bata merah juga menjualnya ke pebisnis yg tengah lakukan project di kampung-kampung. 

BACA INI :  keramik dinding dapur

Sekretaris Bamuskam kampung Alaku, Klemen S, selagi dijumpai Jubi di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Merauke, Senin (13/11/2017), memaparkan waktu ini penduduk tengah giat-giatnya menghasilkan batu bata dikarenakan mereka udah memperoleh hasil dari kerja kerasnya. 

Rata-rata, kata dia, sehabis batu bata diciptakan serta dijemur sampai kering, seterusnya dioven atau dibakar. Harga batu bata merah dipasarkan ke pebisnis Rp 1. 000 per biji. Tiap tiap kepala keluarga dapat jual hingga 10 ribu batu bata merah.  

“Kalau datang musim project, beberapa kontraktor datang di kampung Alaku beli batu bata merah. Selalu jelas Pak, kami benar-benar terbantu dengan cetak batu bata merah dengan manual sekalian dibakar serta dipasarkan terhadap siapapun yg pengen beli. Tetapi konsumen masihlah di lebih kurang lokasi distrik Okaba, ” ujarnya. 

Ditambahkan, cost yg di keluarkan cetak batu bata nyaris tiada. 

“Kami cuma menyewa mobil pick up ambil kayu selagi batu dapat dibakar. Ongkos sewanya cuma Rp 300 ribu, ” ungkap dia. 

Dengan pendapatan yg dicapai, katanya, sanggup difungsikan membiayai sekolah anak, beli beraneka keperluan hidup, termasuk juga buat beli motor serta barang elektronik seperti tv atau tape recorder bersama-sama perangkatnya. 

BACA JUGA :  harga batako

Anggota DPRD kabupaten Merauke, Moses Kaibu, waktu dimintai komentarnya mengemukakan langkah yg dijalankan penduduk Alaku yg kebanyakan orang asli Papua layak diberi animo dikarenakan mereka kreatif mencari kesempatan usaha menjadi sumber pendapatan dengan cetak batu bata merah. 

“Saya menginginkan dinas perihal memandang usaha yg tengah digeluti penduduk Alaku. Sedikitnya ada support dana diberi jadi pekerjaan itu dapat dilakukan berkaitan, ” pintanya.